Kuliner Indonesia yang Terpengaruh Portugis
Kuliner Indonesia yang Terpengaruh Portugis – Gado-gado dianggap lebih ‘menarik’ karena dibuat dari campuran sayuran rebus dengan tambahan sambal kacang.
Jika negara-negara di Eropa-Amerika punya salad maka Indonesia punya gado-gado. Namun tahukah Anda bahwa makanan Indonesia ini ternyata dipengaruhi oleh budaya Portugis?
“Sebenarnya Portugis itu banyak mempengaruhi budaya kita (Indonesia). Kayak bolu, pintu, sepatu, jendela, campur aduk juga gado-gado,” kata Ira Lathief, pendiri Wisata Kreatif Jakarta, dalam tur virtual keliling Jakarta.
Menurut Ira, kata “gado-gado” berasal dari bahasa Portugis artinya campur-campur. Awalnya, istilah itu dipakai untuk menyebut pakan hewan yang merupakan campuran sisa-sisa makanan.
“Kuliner Indonesia yang pakai saos kacang itu dibawa dari Portugis,” ujar dia.
Mengutip berbagai sumber, kacang tanah berasal dari Brasil. Kacang pertama diperkenalkan pertama kali oleh pedagang Portugis dan Spanyol ke Indonesia pada abad 16.
Makanan yang dinikmati dengan nasi atau lontong itu juga bisa disantap bila Anda berkunjung ke Kampung Tugu, Cilincing, Jakarta Utara yang jadi pemukiman keturunan Portugis.
Gado-gado dari Kampung Tugu punya ciri khas bumbu kacang yang disiram ke atas sayuran. Gaya ini dikenal sebagai gado-gado siram.
Tak cuma itu, nama gado-gado juga melejit saat koki selebriti Jamie Oliver membuat gado-gado. Pasalnya saat itu Oliver mendapat banyak kritik lantaran dianggap melakukan beberapa kesalahan.
Dalam unggahan status di Twitternya, Jamie Oliver bahkan menyebut makanan asli Indonesia ini sebagai georgeus gado-gado.
“Sekarang saya akan membuat gado-gado, yang pada dasarnya adalah salad kubis yang berasal dari Indonesia. Gado-gado adalah street food yang terbuat dari kubis, tahu garing, dan mentimun,” kata Oliver dalam videonya.
Aslida Rahardjo, penulis buku “Resep Masakan Indonesia di 5 Benua”, gado-gado adalah salah satu masakan favorit rekan-rekannya yang merupakan warga negara asing.
Bahkan pesepak bola legendaris asal Nigeria, Augustine Azuka Okocha, juga jatuh cinta pada rasa gado-gado ketika mencicipinya tahun lalu di Jakarta.
Miss World World 2019 Toni Ann-Singh juga terpesona dengan gado-gado. Lidahnya terbiasa dengan makanan pedas sehingga gado-gado terasa spesial. Bahkan jika memungkinkan, dia ingin membawanya ke Jamaika.
Gado-gado yang dianggap sebagai salad oleh warga Eropa ini juga sukses mencuri perhatian. Dalam beberapa menit, gado-gado saat brunch langsung habis. Gado-gado ini dihadirkan dalam konsep prasmanan. Pengunjung bebas mengambil sendiri makanannya.
Irisan telur, kentang, tempe, sayuran dan bumbu kacang disiapkan dalam wadah terpisah. Namun untuk memberikan sedikit sentuhan lain, ada beberapa tambahan sayuran yang berbeda yaitu kacang kapri, buncis, dan daun selada.
Sedangkan bumbu kacangnya dibuat dengan kacang mede dan sedikit santan agar lebih gurih.